PLC-HMI
Sunday, 14 December 2008Daftar isi artikel yang berhubungan dengan PLC (Programmable Logic Controller) dan HMI (Human Machine Interface) atau MMI (Man Machine Interface) :
Daftar isi artikel yang berhubungan dengan PLC (Programmable Logic Controller) dan HMI (Human Machine Interface) atau MMI (Man Machine Interface) :
Dalam sebuah artikel dikatakan bahwa PLC dan DCS mempunyai fungsi yang sama. Saat ini perbedaan DCS dan PLC telah kabur karena masing-masing telah saling mengambil peran. PLC mengambil sebagian peran DCS dan sebaliknya. Ini sangat berbeda dengan yang dipahami selama ini bahwa : - DCS (Distributed Control System) sesuai dengan namanya adalah sebuah SISTEM PENGONTROLAN yang bekerja menggunakan beberapa controller dan mengkoordinasikan kerja semua controller tersebut. Masing-masing controller tersebut menangani sebuah plant yang terpisah. Controller yang dimaksud tersebut adalah PLC. - Sedangkan PLC (Programmable Logic Controller) sesuai dengan namanya adalah sebuah CONTROLLER yang dapat deprogram kembali. Jika PLC hanya berdiri sendiri dan tidak digabungkan dengan PLC yang lain, SISTEM pengontrolannya dinamakan DDC. Jadi, PLC adalah sub sistem dari sebuah sistem besar yang bernama DCS. Yang sejajar dalam hal ini adalah DDC dengan DCS dan FF, serta PLC dengan SLC, Microcontroller, dan sebagainya. Benarkah demikian? Perkembangan awal PLC, difungsikan lebih ke logic Control (Discrete Input/Output). Tapi Sekarang, PLC sudah mengakomodasi bukan hanya discrete Input/Output, didalamnya sudah dapat menerima signal dari Thermocouple, RTD, Load Cell, dan sebagainya langsung ke I/O PLC. Mungkin ini yang menjadi “kabur”, dimana fungsi-fungsi tersebut sebelumnya dipegang oleh DCS, sekarang dengan PLC saja sudah bisa. PLC pada dasarnya hanya pengontrol logika yang dapat diprogram. Walaupun pada perkembangannya PLC sudah dilengkapi analog signal, kemampuan aritmatiknya sangat terbatas. Sedangkan DCS, Sistem Pengendali terdistribusi Penekanannya ada di D-nya, Distribusi, yaitu distribusi tiga hal : Distribusi Resiko kegagalan, Distribusi lokasi dan Distribusi Pengendalian dan Man Power. Secara tradisional, memang benar bahwa DCS lebih lambat responnya dibanding PLC. Karena memang untuk regulatory control tidak perlu respon yang terlalu cepat karena kalau gagal masih ada safety shutdown system. Satu (1) second overall masih cukup untuk hampir semua aplikasi. Berbeda dengan safety application yang sering merupakan ladang PLC. Sekarang, kelihatannya sudah berbeda karena hardware dari yang secara tradisional DCS vendor makin “seperti PLC”. Ada yang mengatakan, “PLC itu Install and Forget it”, kalau DCS kebalikannya, karena lebih bersifat kompleks dan perlu monitoring. Kalau dilihat dari kompleksitas sistemnya, tergantung bagaimana konfigurasi sistem yang dipasang. Shutdown System Plant dengan menggunakan PLC-based juga bisa sangat kompleks, jauh lebih kompleks dibanding dengan DCS. Kalau tidak, mengapa para ahli sedemikian peduli sampai mengeluarkan IEC-61508, IEC-61511, IEC-62601 dan sebagainya. PLC terbaru saat ini sudah sanggup untuk mengolah sejumlah besar informasi secara real time karena sudah memiliki RAM antara 2 - 6 MB, memiliki konektivitas dengan Ethernet dan dapat diprogram dalam bentuk teks terstruktur maupun ladder logic. Pun, umumnya dioperasikan dengan Windows XP, dilengkapi dengan Human Machine Interface, HMI (misalnya Rockwell RSView), yang memungkinkan diadopsinya aplikasi Visual Basic, Hysys dan aplikasi lainnya. Integrity level PLC tidak bisa dipandang secara individual, seharusnya dipadukan dengan final element dan sensor sebagai satu kesatuan Safety Instrumented Function (SIF). Perbedaan PLC dan DCS sekarang sudah tidak ada lagi, karena perkembangan teknologi yang sudah maju.. dimana PLC sudah banyak yang berperan sebagai DCS, malah lebih dari itu PLC bisa berperan seperti SAP…! PLC seringkali dipakai untuk safety system (trip system dari suatu equipment). Walaupun di DCS ada fasilitas LOGIC maupun sequence, kebanyakan untuk trip system, sinyal tripnya tetap diumpankan ke PLC, misalnya alarm LL dari level steam drum sinyalnya diumpankan ke PLC untuk men-TRIP-kan Boiler. Jadi perbedaan PLC ama DCS mungkin terletak pada kecepatan responnya. Dari studi kasus, di Caltex, DCS sudah lama dan ada penggantian dengan sistem PLC+MMI. Tapi biasanya, kalau di perusahaan migas ada dua sistem DCS dan PLC. PLC untuk Fire/gas and Shutdown System, DCS untuk Continuous Control. Juga banyak aplikasi yang lainnya, seperti spesifik kontrol untuk Compresor/turbin, Vibration Monitoring, Flow Computer System, Optimization,dan lain-lain. Dan semua apikasi itu bisa disambungkan ke DCS. DCS bisa memonitor semua sistem yang ada (PLC+MMI, flow computer, turbin control, optimization software, dan lain-lain). Mungkin sebenarnya bisa aja ditangani oleh satu DCS saja atau PLC+MMI saja. Tetapi di perusahaan Oil and Gas dibuat banyak sistem, salah satu alasannya untuk redundancy, kalau memakai satu sistem saja sekali mati, mati semua plantnya. Tetapi, kalau di industri makanan, mungkin cukup PLC+MMI saja, karena lebih murah daripada membeli DCS yang mahal. Pendapat lainnnya mengatakan bahwa PLC tidak sama dengan DCS, PLC bukan sub sistem DCS dan DCS bukan PLC yang dibesarkan. Bila dilihat dari awal terbentuknya kedua perangkat itu, PLC dibuat untuk menggantikan Relay Logic yang berfungsi sebagai shutdown system. DCS dibuat untuk menggantikan Controller (single Loop, multi loop, close loop, open loop, etc), yang mengendalikan jalannya Proses (Proses Control). Proses Controller tentu tidak sama dengan Logic Controller, dan jangan dipisahkan, karena akan berbeda maknanya. Dalam aplikasinyapun begitu. Maukah jika pada sistem pengaman (ESD/PLC) kita terjadi kegagalan, maka semua Control Process menjadi Uncontrol, karena PLC digunakan sebagai System Control..?? Atau sebaliknya, kita sudah tidak memiliki sistem pengaman (ESD/PLC), ketika Sistem Control terhadap proses (DCS) terjadi kegagalan, karena DCS juga digunakan sebagai ESD..???. Lebih jelas lagi jika kita melihat “kewajaran” peruntukannya kedua sistem tersebut. PLC “wajar/layak” digunakan untuk sistem pengaman (ESD) kompresor, pompa, turbin, heater, boiler, dan “Equipment Proses” yang lain. Sementara DCS, kewajaran peruntukannya adalah sistem “Pengendalian / Control”. Pengendalian terhadap perubahan level, flow, press, dan “Variable Proses” yang lain. Pada pengembangannya, PLC mulai menggunakan “Analog Input”. Input dari Transmitter atau Thermocouple. Tapi coba kita lihat ke Software pemrograman logic. Semua Analog input akan diubah menjadi Digital dan kembali menjadi parameter digital pada fungsi Logic yang digunakan. Kalaulah PLC kemudian memiliki fungsi PID Controller, lebih cenderung diperuntukan ke sistem dimana ESD dan proses control merupakan satu kesatuan Sequence yang tidak bisa dipisah. Misalnya Turbo Machinery Control. Tetapi kalau Aplikasi Anti surge, bukanlah ESD, dan lebih cenderung ke fungsi Control (bukan Logic). Bisa dilihat dari kasus sebagai berikut yang mungkin akan lebih terlihat dimana PLC dan DCS wajar diaplikasikan. Pada sebuah kompresor yang menggunakan sistem Auto Start untuk Pompa Lube Oil (L.O). Pompa yang normal beroperasi adalah Pompa Turbine (PT) dan Stand by adalah Pompa Motor (PM). Jika Press L.O. turun karena sesuatu hal misalnya PT Trip, setelah mencapai setting Press PM akan Auto Start. Penggunaan Sensor Press L.O. berupa Electronic Smart Pressure Transmitter dan Press.Trans. menjadi Analog input di PLC. Kejadiannya adalah : Saat PT Trip, PM terlambat Start dan kompresor Trip, karena turunnya press sangat cepat dibawah satu (1) detik. Setelah dilihat terjadi keterlambatan respon pada Press.transmitter, walaupun damping sudah minimum. Ternyata memang semua peralatan berbasis microprocessor itu akan memiliki Dead Time (juga dikatakan di Manual Book). Untuk mengatasinya kembali digunakan Pressure Switch untuk sistem Auto Start L.O. (sesuai desain awal). Apakah ada standard yang mengatakan sensor dari Sistem Logic ESD harus menggunakan Switch..??? Alangkah terlambat lagi jika input PLC berasal dari DCS. Dari cerita di atas, apakah kita akan menggukan DCS untuk fungsi PLC dan PLC untuk DCS..? Membicarakan mengenai beda antara PLC dan DCS selalu saja akan campur aduk kalau tidak di set dari awal kerangka berbicaranya pada tataran definisi atau realitas/kemampuan hardware software architecture-nya dalam mengerjakan tugas tertentu. Kalau berdasarkan definisinya, maka : PLC = Programmable Logic ControllerPLC secara definisi adalah sebuah controller (processor) yang bisa diprogram (programmable) yang fungsinya adalah menjalankan (execute) fungsi-fungsi logic. Logic yang dimaksud di sini, melihat pada sejarah awal dibuatnya, adalah discrete/sequence function yang biasanya ditangani oleh relay. Dari awalnya para vendor yang mengusung nama PLC memang bergerak di bisnis discrete/sequence control. DCS = Distributed Control SystemApapun system control yang terdistribusi (Sebagai lawan dari DDC = direct digital control) dikategorikan sebagai DCS. Pada DDC seluruh control dilakukan dalam central processor sehingga apabila dia kegagalan, seluruh control plant akan ikut gagal. DDC, digunakan hampir, kalau tidak bisa disebut keseluruhannya sebagai Regulatory Control. Dan dari awalnya vendor-vendor yang mengusung nama DCS memang menggunakan produknya sebagai regulatory control. Celakanya, para vendor yang ada pada masing-masing kubu ini mulai saling berebut pasar (terutama vendor yang dulunya mengaku vendor PLC). Ini disebabkan karena kemampuan processor/CPU dan juga memori yang makin cepat dan harganya juga makin murah. Mereka mulai “mengkhianati” dan mulailah ada cross application. Vendor yang dulunya mengusung nama PLC sudah mulai memasuki arena regulatory control karena mereka mulai pede dengan barang mereka. Demikian pula Vendor yang dulunya mengusung nama DCS mulai tertarik memasuki arena discrete karena dari segi hardware saat ini sudah memungkinkan processor-nya punya execution time yang cepat sehingga pasar dicrete sudah bisa dimasuki. Dengan begitu, kalau melihat pada menyataan kemampuan architecture barang yang dimiliki masing-masing, maka pengertian PLC dan DCS sudah mulai kabur. Maka kalau standard mengatakannya adalah “Programmable Electronic”. Anything programmable and its electronic based device. Khusus mengenai dikotomi switch dan transmitter, spesifikasi response transmitter yang response timenya (include dead time) adalah 100 ~ 500 miliseconds. Dead timenya sendiri 40 ~ 100 miliseconds. Standard tidak menyarankan mana yang lebih baik dipakai karena kedua-duanya sama baiknya tergantung aplikasinya (bahkan akibat kemampuan transmitter yang bisa dipakai untuk check trend data analog, maka pemakaian transmitter makin popular. Kalau terdapat masalah dengan transmitter jangan langsung ambil kesimpulan bahwa switch lebih baik daripada transmitter. Jangan-jangan transmitternya model kuno, atau salah pasang setting sehingga backup pump terlambat jalan. Untuk pompa berapa kecepatan respon pompanya sendiri yang notabene mechanical ??? Penentuan settingnya lebih krusial daripada mempermasalahkan switch atau transmitter. Dalam teori, controller sebuah safety control disarankan terpisah dari controller process control. Namun, hal ini bukanlah sebuah kemutlakan yang harus diikuti. Terkadang sebuah process control tidak bisa dipisahkan dengan safety control. Contoh : pada sebuah test station onshore, ESD adalah process control itu sendiri termasuk sistem alarmnya. Interlocking system yang berfungsi mengidentifikasi dan menindaklanjuti alarm-alarm kritikal semisal HHLL pada vessel juga adalah bagian dari process control. Artikel yang dimaksud di atas lebih tepat mengatakan bahwa “DCS dan PLC mempunyai banyak fungsionalitas yang sama”. Kalau dikatakan bahwa “DCS dan PLC mempunyai fungsi yang sama”, dapat diartikan bahwa seluruh functionality DCS dan PLC sama, padahal masih ada banyak fungsionalitas yang tidak sama antara DCS dan PLC. Perbedaan fungsionalitas tersebut juga berarti bahwa DCS dan PLC tidak bisa di implementasikan pada aplikasi yang sama. Misalnya untuk sebuah large chemical plant, tetap diperlukan kedua sistem DCS dan PLC, masing-masing untuk aplikasi sesuai dengan rancang bangun atau kegunaan dari sistem (DCS atau PLC).
SCADA systems are an extremely advantageous way to run and monitor processes. They are great for small applications such as climate control or can be effectively used in large applications such as monitoring and controlling a nuclear power plant or mass transit system. SCADA can come in open and non proprietary protocols. Smaller systems are extremely affordable and can either be purchased as a complete system or can be mixed and matched with specific components. Large systems can also be created with off the shelf components. SCADA system software can also be easily configured for almost any application, removing the need for custom made or intensive software development.
A SCADA system includes a user interface, usually called Human Machine Interface (HMI). The HMI of a SCADA system is where data is processed and presented to be viewed and monitored by a human operator. This interface usually includes controls where the individual can interface with the SCADA system. HMI's are an easy way to standardize the facilitation of monitoring multiple RTU's or PLC's (programmable logic controllers). Usually RTU's or PLC's will run a pre programmed process, but monitoring each of them individually can be difficult, usually because they are spread out over the system. Because RTU's and PLC's historically had no standardized method to display or present data to an operator, the SCADA system communicates with PLC's throughout the system network and processes information that is easily disseminated by the HMI. HMI's can also be linked to a database, which can use data gathered from PLC's or RTU's to provide graphs on trends, logistic info, schematics for a specific sensor or machine or even make troubleshooting guides accessible. In the last decade, practically all SCADA systems include an integrated HMI and PLC device making it extremely easy to run and monitor a SCADA system.
There are many parts of a working SCADA system. A SCADA system usually includes signal hardware (input and output), controllers, networks, user interface (HMI), communications equipment and software. All together, the term SCADA refers to the entire central system. The central system usually monitors data from various sensors that are either in close proximity or off site (sometimes miles away). For the most part, the brains of a SCADA system are performed by the Remote Terminal Units (sometimes referred to as the RTU). The Remote Terminal Units consists of a programmable logic converter. The RTU are usually set to specific requirements, however, most RTU allow human intervention, for instance, in a factory setting, the RTU might control the setting of a conveyer belt, and the speed can be changed or overridden at any time by human intervention. In addition, any changes or errors are usually automatically logged for and/or displayed. Most often, a SCADA system will monitor and make slight changes to function optimally; SCADA systems are considered closed loop systems and run with relatively little human intervention. One of key processes of SCADA is the ability to monitor an entire system in real time. This is facilitated by data acquisitions including meter reading, checking statuses of sensors, etc that are communicated at regular intervals depending on the system. Besides the data being used by the RTU, it is also displayed to a human that is able to interface with the system to override settings or make changes when necessary. SCADA can be seen as a system with many data elements called points. Usually each point is a monitor or sensor. Usually points can be either hard or soft. A hard data point can be an actual monitor; a soft point can be seen as an application or software calculation. Data elements from hard and soft points are usually always recorded and logged to create a time stamp or history
SCADA is an acronym that stands for Supervisory Control and Data Acquisition. SCADA refers to a system that collects data from various sensors at a factory, plant or in other remote locations and then sends this data to a central computer which then manages and controls the data. SCADA is a term that is used broadly to portray control and management solutions in a wide range of industries. Some of the industries where SCADA is used are Water Management Systems, Electric Power, Traffic Signals, Mass Transit Systems, Environmental Control Systems, and Manufacturing Systems.
The Allen Bradley Logix5000 family (ControlLogix, CompactLogix, FlexLogix, SoftLogix) has some very good manuals. If you are just starting out or need a refresher here are the key manuals and the order I would read them. If you have RSLogix 50000 installed then you will find some of these in the Help > Online Books menu. Revision 16 also has some great videos in the Learning Center. The Basics For starters there is the Quick Start manual. Logix5000 Controllers Quick StartIf you don't deal with the PLCs or RSLogix 5000 too much and just need a quick reminder about the hardware or programming then the System Reference is perfect. Logix5000 Controllers System Reference The Essentials If you are getting into programming and designing a system then you'll want to start off with the Common Procedure Manual. It has a lot of helpful examples dealing with all aspects of the system. Logix5000 Controllers Common Procedures Programming Manual Next comes the nitty gritty of each instruction. It's a good idea to at least peruse all the instructions so you have an idea of what is available. Logix5000 Controllers General Instructions Reference Manual Logix5000 Process Control and Drives Instructions Reference Manual Logix5000 Controllers Motion Instructions GuardLogix Safety Application Instruction Set Reference Manual An often overlooked manual but filled with great information for getting the most out your designs is the Design Considerations Reference Manual. Certainly a must read if you are knee deep in the development and programming of Allen Bradley PLCs. Logix5000 Controllers Design Considerations Reference Manual Hardware Specifics Specifics for the hardware can be found in the User Manuals and Installation Instructions for the PLC. ControlLogix ControlLogix System User Manual ControlLogix Installation Instructions ControlLogix Controller and Memory Board Installation Instructions CompactLogix CompactLogix System User Manual CompactLogix 1769-L20, 1769-L30 Installation Instructions CompactLogix 1769-L32E, 1769-L35E Installation Instructions CompactLogix 1769-L32C, 1769-L35CR Installation Instructions FlexLogix FlexLogix System User Manual FlexLogix Controllers Installation Instructions SoftLogix SoftLogix System User Manual SoftLogix Controllers Installation Instructions GuardLogix GuardLogix Controllers User Manual GuardLogix Controllers Installation Instructions Networking If you are deciding on which network to use then see the Design Considerations manual and the section "Determine the Appropriate Network". Otherwise, for existing networks the following are helpful. Ethernet/IP Ethernet Design Considerations for Control System Networks EtherNet/IP Modules in Logix5000 Control Systems User Manual Guard I/O EtherNet/IP Safety Modules User Manual ControlNet ControlNet Modules in Logix5000 Control Systems DeviceNet DeviceNet Modules in Logix5000 Control Systems User Manual Guard I/O DeviceNet Safety Modules The links are from the AB site so they are the latest and greatest manuals. Let me know if any of them are broken or if I forgot one you think is essential. Source:plcdev.com